Header Ads

MEROBOHKAN ANGGAPAN MIRING BULAN SURO


Hingga detik ini sebagian masyarakat muslim masih menyakini yang aneh-aneh di bulan suro atau  dikenal dalam penanggalan islam dengan bulan muharom. Aroma mistik tercium begitu kental  di tengah-tengah mereka. Bayangkan diantara meraka sampai ada yg tidak berani menikahkan putrinya karena termakan oleh sugesti sial dan takut kena karma. 

Sebenarnya kenyakinan seperti ini dikhawatirkan akan menyeret dirinya terjatuh pada kebiasaan kaum jahiliyah. Mereka selalu menyandarkan nasib mereka, bahagia dan celaka kepada masa, waktu. Allah berfirman,

وَقَالُوا مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلَّا الدَّهْرُ ۚ وَمَا لَهُمْ بِذَٰلِكَ مِنْ عِلْمٍ ۖ إِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ
"Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja"
[Surat Al-Jathiya 24]

Tanpa disadari hal ini juga berpeluang mencaci masa. Padahal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

قَالَ اللَّه تَعَالى : يُؤذِيْنِيْ ابْنُ آدَمَ يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ أُقَلِّبُ الْليْلَ وَالنَّهَارَ
“Allah Ta’ala berfirman : “Manusia menyakiti Aku, dia mencaci maki masa, padahal Aku adalah (pemilik dan pengatur masa) Aku-lah yang mengatur malam dan siang menjadi silih berganti.” [Bukhari 4826, Muslim 2246]

Maka dari itu, selain anggapan miring tersebut tidak benar adanya, juga merupakan adab yang buruk seorang hamba kepada Rabbnya, Bagaimana mungkin ia menganggap buruk suatu masa sedangkan Allahlah, Pemilik dan Pengatur masa!?

Sudah sepantasnya orang-orang yang di hatinya ada seberkas iman, sangat menghindari anggapan miring tersebut dengan cara merubahnya agar sejalan dengan perspektif islam.

Berikut perspektif islam terhadap bulan  muharom.

Bulan Muharom termasuk bulan-bulan haram.
Alloh berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّـهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّـهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّـهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ ﴿٣٦﴾
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan Ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa."  (QS.at-Taubah: 36)

Dari Abu Bakroh dari Nabi  shalallahu'alaihiwasallam bahwasanya dia bersabda:

السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ: ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ: ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
"Satu tahun itu dua belas bulan. Diantaranya ada empat bulan harom. Tiga bulan berturut-turut; Dzul qo’dah, Dzulhijjah dan Muharrom. Satunya lagi adalah bulan Rajab yang terleletak antara bulan Jumada Tsani dan Sya’ban." (HR.Bukhori 2958)

Apa yang dimaksud bulan haram itu?

Al-Hafidz Ibnu Rajab rahimahullah menjelaskan tentang hal tersebut,

واختلفوا لم سميت هذه الأشهر الأربعة حرما؟. فقيل: لعظم حرمتها وحرمة الذنب فيها قال علي بن أبي طلحة عن ابن عباس: اختص الله أربعة أشهر جعلهن حرما وعظم حرماتهن وجعل الذنب فيهن أعظم وجعل العمل الصالح والأجر أعظم.
“Para Ulama berselisih pendapat tentang alasan mengapa keempat bulan (Dzulqo'dah, Dzulhijjah, Muharrom, dan Sya'ban) disebut sebagai bulan haram ? Ada yang berpendapat : disebabkan karena besarnya kemuliaan bulan- bulan itu dan besarnya dosa-dosa yang dilakukan padanya. Berkata Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu ‘Abbas : “Allah mengkhususkan empat bulan sebagai bulan haram dan Allah mengagungkan kemuliaannya. Dan Allah menjadikan perbuatan dosa yang dilakukan didalamnya lebih besar.(Sebagaimana) Allah pun menjadikan amalan shalih dan ganjaran yang didapatkan didalamnya lebih besar pula.” (Lathaiful Ma’arif, hal. 207).

Bulan Muharom adalah bulan haram yang paling mulia

Hasan al-Bashri berkata: “Sesungguhnya Alloh membuka awal tahun dengan bulan harom, dan menutup akhir tahun dengan bulan harom pula. Tidak ada bulan yang lebih agung di sisi Alloh setelah Romadhon dibandingkan bulan Muharrom”.(Lathoif Al Ma'arif hal.79)

Rosulullah menyandarkan bulan muharom kepada Alloh.

Nabi menyebutkan bulan Muharrom dengan nama Syahrulloh (bulan Alloh). Rasulullah bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
"Puasa yang paling afdhol setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada Syahrulloh al-Muharrom." (HR.Muslim no.1163)

Al-Hafizh Ibnu Rojab mengatakan: “Nabi memberi nama Muharom dengan Syahrulloh. Penyandaran bulan ini kepada Alloh menunjukkan kemuliaan dan keutamaannya. Karena Alloh tidak akan menyandarkan sesuatu kepada dirinya kecuali pada makhluknya yang khusus”. (Lathoif Al Ma'arif hal.81)

Dengan demikian, bi idznillah anggapan miring terhadap bulan suro seutuhnya runtuh dan roboh.

Wallahul Muwaffiq

Di tulis oleh:
Ustadz. Fachrurozi
28 Dzulhijjah 1438


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.