Header Ads

BERGEMBIRALAH SAAT TERTIMPA MUSIBAH



Allah 'Azza wa Jalla berfirman :

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi ?" (QS. Al-Ankabut : 2)

Ketahuilah, semakin tinggi iman seseorang maka semakin banyak ujian yang akan ia hadapi...

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

أَشَدُّ النَّاسِ بَلاَءً الأَنْبِيَاءُ ، ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ ، يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ ، فَإِنْ كَانَ دِيْنُهُ صَلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِيْ دِيْنِهِ رِقَّةٌ اُبْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ، فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الْأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةٌ

"Manusia yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian orang-orang shalih yang derajatnya di bawah mereka, kemudian di bawahnya lagi. Seseorang itu diuji sesuai kadar agamanya, jika agamanya kuat maka semakin keras ujiannya, dan jika agamanya lemah maka ujiannya akan diringankan darinya. Dan ujian senantiasa akan menimpa seorang hamba sehingga ia berjalan di muka bumi tanpa ada kesalahan sedikit pun" (HR. Ahmad, Bukhari, an-Nasaa'i dan Ibnu Majah, lihat Shahiihul Jaami' no. 992)

"Manusia yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian para ulama, kemudian orang-orang shalih. Ada di antara mereka yang diuji dengan kutu sampai ia meninggal dunia, diuji dengan kefakiran sampai ia tidak memiliki apa-apa kecuali pakaian luar. Dan sungguh salah seorang di antara mereka lebih senang saat menerima ujian daripada kesenangan kalian saat menerima karunia" (HR. Ibnu Majah dan al-Hakim, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 3403)

Maka bergembiralah bagi yang sakit dan tertimpa musibah jika mereka menyikapinya dengan ikhlas, sabar, ridha dan tidak buruk sangka kepada Allah bahwa mereka akan :

(1). DIAMPUNI DOSA-DOSANYA

"Senantiasa ujian ditimpakan kepada seorang mukmin dan mukminah baik itu pada dirinya, anaknya dan hartanya sampai ia akan bertemu Allah tanpa mempunyai kesalahan" (HR. At-Tirmidzi, Ahmad dan al-Hakim, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no.3414)

"Sesungguhnya jika Aku memberikan ujian kepada salah seorang hamba-Ku yang mu'min, lalu ia memuji-Ku atas ujian yang Aku timpakan padanya, maka sesungguhnya ia akan bangkit dari tempat tidurnya seperti hari saat ia dilahirkan oleh ibunya (bersih) dari kesalahan-kesalahan" (HR. Ahmad dan ath-Thabrani, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no.3423)

مَا يُصِيْبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

"Tidaklah seorang muslim tertimpa rasa letih, penyakit, bingung, sedih, rasa sakit, duka cita bahkan duri yang mengenai dirinya, melainkan dengan itu Allah gugurkan kesalahan-kesalahannya" (HR. Bukhari no. 5642 dan Muslim no. 2573)

(2). SEMAKIN DICINTAI ALLAH

اِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ

"Sesungguhnya besarnya pahala sesuai dengan besarnya cobaan, dan sesungguhnya apabila Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Oleh karena itu, barangsiapa yang ridha (menerima cobaan itu) maka baginya keridhaan (Allah), dan barangsiapa yang murka maka baginya kemurkaan (Allah)" (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 3407)

(3). DITINGGIKAN DERAJAT

إنَّ العبدَ إذا سبقت له من اللهِ منزلةٌ لم يبلغْها بعمله ابتلاه اللهُ في جسدِه أو في مالِه أو في ولدِه ثم صبَّره على ذلك حتى يُبلِّغَه المنزلةَ التي سبقت له من اللهِ تعالى

"Sesungguhnya seorang hamba jika telah ditetapkan oleh Allah suatu kedudukan baginya, lalu ia tidak dapat mencapai (kedudukan itu) dengan amal perbuatannya, maka Allah akan memberikannya ujian pada tubuh, harta atau anaknya, kemudian ia bersabar atas ujian tersebut, hingga Allah menyampaikannya pada kedudukan yang telah ditetapkan untuknya dari Allah 'Azza wa Jalla" (HR. Ahmad, Abu Dawud, ath-Thabrani dan Abu Ya'la, Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 3409)

(4). MENDAPATKAN SURGA

يَقُوْلُ اللَّهُ سُبْحَانَهُ: ابْنَ آدَمَ إِنْ صَبَرْتَ وَاحْتَسَبْتَ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُولَى لَمْ أَرْضَ لَكَ ثَوَابًا دُوْنَ الْجَنَّةِ

"Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman : "Wahai anak Adam, jika kamu bersabar dan ikhlas saat tertimpa musibah, maka Aku tidak akan meridhai bagimu sebuah pahala kecuali Surga" (HR. Ibnu Majah no.1597, lihat Takhrij Misykaatul Mashaabiih no. 1758)

(5). KESELAMATAN DARI API NERAKA

أَبْشِرْ ، إنَّ اللهَ يقولُ : هيَ نارِي أُسَلِّطُها على عَبدي المُؤْمِنِ في الدنيا ، لِيَكُونَ حَظُّهُ مِنَ النارِ في الآخرةِ

"Beritakanlah kabar gembira, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman : "Penyakit itu adalah api-Ku yang Aku timpakan kepada hamba-Ku yang mukmin di dunia ini, agar ia dapat selamat dari api neraka pada hari akhir nanti" (HR. Ahmad II/440, Ibnu Majah no. 3470 dan al-Hakim I/345, lihat ash-Shahiihah no. 557)

(6). MENDAPATKAN KEBAIKAN

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُصِبْ مِنْهُ

"Barangsiapa dikehendaki oleh Allah mendapatkan kebaikan, maka akan ditimpakan musibah (ujian) kepadanya" (HR. Bukhari no. 5645)

إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا ، وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

"Jika Allah menghendaki kebaikan pada diri hamba-Nya, maka Dia akan menyegerakan untuknya ujian di dunia (sebagai pelebur dosa-dosanya). Dan jika Allah menghendaki keburukan pada diri hamba-Nya, Dia akan mengakhirkan ujian lantaran dosa-dosanya, hingga dia akan didatangkan dengan membawa dosa-dosa itu pada hari kiamat" (HR. At-Tirmidzi no. 2396 dan Ibnu Majah no. 4031)

(7, 8, 9). MENDAPATKAN KEBERKAHAN, RAHMAT DAN PETUNJUK

أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ

"Mereka itulah (yaitu orang yang tertimpa musibah) yang akan mendapatkan keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk" (QS. Al-Baqarah [2]: 157)

(10). MENDAPATKAN PAHALA TANPA BATAS

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas" (QS. Az-Zumar [39]: 10)

لَيَوَدَّنَّ أَهْلُ الْعَافِيَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَّ جُلُودَهُمْ قُرِضَتْ بِالْمَقَارِيضِ مِمَّا يَرَوْنَ مِنْ ثَوَابِ أَهْلِ الْبَلاَءِ

"Manusia yang sehat nanti pada hari kiamat sangat menginginkan kulitnya dipotong-potong dengan gunting ketika di dunia, karena mereka melihat betapa besarnya pahala orang-orang yang tertimpa ujian di dunia" (HR. At-Tirmidzi no. 2402, hadits dari Jabir bin Abdillah, lihat ash-Shahihah no.2206)

أنَّ العبدَ إذا كان على طريقةٍ حسنةٍ من العبادةِ ثمَّ مرِضَ قيلَ للملَكِ المُوَّكلِ بهِ اكتبْ مثلَ عملِهِ إذا كان طليقًا حتَّى أُطْلِقَهُ أو أَكْفِتَهُ إليَّ

"Sesungguhnya apabila amal ibadah seorang hamba itu baik, kemudian ia sakit, maka akan dikatakan kepada Malaikat yang bersamanya : "Tulislah pahala dari amal perbuatannya seperti pahala amal perbuatan yang dilakukannya sewaktu sehat sampai Aku membebaskannya (menyehatkannya) atau Aku mencabut nyawanya" (HR. Ahmad II/203, lihat Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 3421)

Salah satu ulama' salaf berkata:

لولا مصائب الدنيا لوردنا الآخرة مفلسين

"Seandainya bukan karena musibah-musibah dunia, niscaya kita akan datang pada hari kiamat dalam keadaan bangkrut (tidak diampuni dosa-dosanya)"

Wahai yang tertimpa sakit dan musibah, masihkah bersedih setelah membaca kabar gembira di atas ?






Ditulis oleh :
✍ Ust Najmi Umar Bakkar


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.